Sabtu pagi, lebih kurang pukul 08.00 WIB kubuka laptop ASUS-ku di ruang tamu. Hari itu, Hanif, putra pertamaku yang kini di TK B, harus mengikuti pembelajaran jarak jauh atau daring melalui aplikasi Zoom meetings. Aku berada di sampingnya, ikut membimbing apa yang Ibu guru perintahkan.
Sebagai anak kecil yang aktif, tentu Hanif tidak selalu berada di depan layar selama pembelajaran daring. Hanif sering berjalan-jalan kesana kemari, bermain dengan adiknya, ngemil dan tidur-tiduran. Yah, namanya anak-anak. Tapi kalau lagi sesi bernyanyi, ia kembali lagi deh ke layar laptop. “Burung kakak tua, hinggap di jendelaa… Nenek sudah tua, giginya tinggal dua,” nyanyi Hanif semangat sambil meliukkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
Well, pandemi ini sudah merubah berjalannya hampir segala aspek kehidupan, termasuk pembelajaran. Tidak terkecuali untuk anak TK seperti Hanif, anak yang belum begitu paham apa itu Covid-19 tetapi harus terkena dampaknya dan dipaksa menurut memakai masker dan konsekuensi lainnya.
Berada di depan laptop bagi anak usia masih balita sejujurnya membuatku was-was, khawatir anakku akan kena rabun jauh (miopi) sepertiku. Cukup aku saja deh, jangan sampai putraku kena. Apalagi, peningkatan rabun jauh ini sudah terjadi secara global karena pandemi Covid-19 lhoo, yang dikenal dengan Quarantine myopia. Penyebabnya apalagi selain tingginya intensitas WFH dan SFH membuat kita menjadi lebih lama di depan layar komputer atau laptop di dalam rumah. Sering di dalam rumah juga tidak bagus karena pencahayaan yang kurang. Sesekali kita harus keluar rumah dengan pencahayan maksimal dan menghindari melihat yang dekat-dekat.
Dalam beberapa studi yang sudah terangkum pada Jurnal Kedokteran Mediatek, di beberapa negara menunjukkan peningkatan atau progresivitas miopi yang signifikan. Studi yang dilakukan Picotti dkk (2021) dalam jurnal bertajuk Myopia progression in children during COVID-19 home confinement in Argentina yang termuat dalam Jurnal Electron, progresivitas miopi meningkat signifikan pada tahun 2019 ke 2020, masa dimana anak-anak hampir secara penuh dirumahkan, dibanding tahun 2018-2019.
Parahnya, dari studi lain yang dilakukan Wang dkk (2020) berjudul Progression of myopia in school-aged children after COVID-19 home confinement, prevalensi miopi pada anak usia 6 tahun meningkat 3 kali lipat, melebihi anak usia 7 tahun (2 kali lipat) dan 8 tahun (1,4 kali lipat). Untuk anak usia 9-13 tahun, tidak terlihat peningkatan prevalensinya padahal pembelajaran daringnya lebih intensif. Jadi, usia lebih kecil pada anak lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dibanding usia anak di atasnya. Ngeri ya?
Terus gimana caranya supaya anak-anak kita terhindar dari miopi di tengah situasi sekarang ini? Ada beberapa langkah yang bisa dikendalikan :
- Jaga agar anak tidak terlampau dekat dengan layar.
- Jangan biarkan anak menatap layar laptop terlalu lama, setidaknya setiap 10 atau 20 menit, coba ke teras dan melihat yang jauh. Supaya mekanisme kerja mata seimbang, Tidak melulu melihat yang dekat.
- Ubah setting layar komputer/laptop dengan menurunkan intensitas cahaya biru. Pada laptop jaman sekarang, fitur itu udah ada dan bisa diatur. Cahaya biru inilah yang bisa merusak retina mata.
- Menggunakan teknologi layar yang tidak banyak memancarkan cahaya, salah satunya dengan layar OLED.
Langkah 1-3 ini sudah saya coba terapkan pada anak. Mudah-mudahan bisa menurunkan kemungkinan terjadinya rabun jauh. Kalau langkah 4, belum saya coba karena Laptop yang dimiliki keluaran tahun 2018 ini belum mendukung spesifikasi OLED.
Mengenal Layar OLED yang katanya paling mahal
Sebelum kita bahas apa sih OLED, ada baiknya kita ketahui dulu panel layar yang dipakai sebelum munculnya OLED. Jadi, layar laptop atau monitor yang ada sebelumnya umumnya menggunakan teknologi LCD (Liquid Crystal Display) atau layar kristal cair, jenisnya bisa IPS atau TFT. Lebih kurang cara kerjanya melalui pancaran sinar LED putih seragam mengenai pixel-pixel di layar lalu diterjemahkan menjadi berbagai warna. Semua yang ada di layar pasti kena cahaya putih itu.
OLED berbeda dengan LCD. OLED sendiri kependekan dari Organic Light Emiting Diode. Pada OLED, setiap pixelnya punya sumber cahaya sendiri. Dalam penggunaannya, OLED bisa lebih efisien dan hemat energi karena tidak selalu sumber cahayanya hidup. Contohnya, saat menampilkan gambar yang dominan hitam, pada area yang hitam sumber cahayanya akan mati, tidak seperti pada layar lain yang sumber cahaya LED selalu hidup. Bisa kebayang kan? Jadi Hitamnya di OLED bakal hitam pekat, sebenar-benar hitam. Kalau LCD, hitamnya masih agak menyala karena ada sumber cahaya yang diteruskan. Dengan sistem kerja yang seperti itu, kontras layar OLED juga akan jadi bagus.
Tingginya teknologi OLED ini jelas berpengaruh ke harga. Layar OLED lebih mahal dibanding layar lainnya. Jadi, umumnya laptop yang berlayar OLED akan punya harga lebih tinggi di banding LCD. Belum lagi, layar OLED kebanyakan disematkan pada laptop kelas menengah atas, salah satunya content creator yang butuh spesifikasi bagus. Walhasil, jadilah laptop berlayar OLED harganya bisa makin mengudara, bisa sampai 15 juta ke atas.
Tapi ada kabar baik nih dari ASUS. Ada Laptop yang sudah OLED dengan harga miring! Bahkan di bawah 10 juta. ASUS K513 OLED jawabannya!
ASUS K513 OLED, OLED terjangkau tanpa ada yang disunat!
Awalnya saya mengira ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) ini bisa dijual dengan harga terjangkau, jangan-jangan ada spesifikasi atau fitur yang disunat. Ternyata anggapan saya keliru. Fix, benar-benar keliru. Melansir dari laman web asus resmi, Laptop modern ASUS OLED sudah diperkuat oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) yang menghadirkan keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah yang dibuat berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga.
Layarnya lega 15,6’’ (inchi) dan Full HD dengan Screen-to-body ratio 85 %.ASUS K513 OLED juga sudah disediakan WiFi 6 dan Bluetooth 5, sudah yang terbaru. Untuk port yang dimiliki terbilang lengkap diantranya :
1x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x USB 3.2 Gen 1 Type-C
2x USB 2.0 Type-A
1x HDMI 1.4
1x Headphone out
Micro SD card reader
Micro SD 4.0 card reader
Untuk RAM-nya sendiri, VivoBook Ultra 15 OLED (K513) intel core i3 diisi 4 GB RAM DDR4 dan masih bisa diupgrade lagi dengan adanya 1 slot tambahan. Menariknya, storage yang disediakan sudah bukan Hardisk (HDD) melainkan sudah jenis Solid State Drive (SSD) yang kini banyak dipakai untuk meningkatkan performa baca-tulis. Tidak tanggung-tanggung, SSD yang dikasih adalah yang paling kencang jenis PCIe SSD. Jadi, tidak perlu khawatir dengan kemungkinan adanya lemot dan lag.
Buat pembaca yang belum tahu, penyimpanan pada laptop terdiri dari 2 macam, HDD (Hard Disk Drive) dan SSD. HDD sesuai kepanjangannya adalah media penyimpanan file berupa hardisk, di dalamnya ada berupa piringan yang saat beroperasi, piringan itu akan berputar layaknya CD. Untuk memahami ini, lebih mudahnya kita bisa lihat Hardisk eksternal.
Berbeda dengan Hardisk, media penyimpanan SSD berupa media solid yang pasif, tidak bergerak apalagi berputar. Penyimpanan ini serupa flashdisk, lebih ramping, simple dan tidak banyak memakan tempat. Teknologi yang biasa dipakai untuk flashdisk inilah yang kini diterapkan sebagai penyimpanan internal dalam wujud SSD yang punya kecepatan lebih baik dibanding HDD.
Performa ASUS yang default alias bawaan ini juga masih bisa diupgrade. ASUS K513 menyediakan tambahan1 slot SO-DIMM RAM DDR4 sehingga untuk versi terendah core i3 masih bisa diupgrade hingga RAM 8 GB. Untuk penyimpanannya sendiri juga masih bisa ditambahkan dengan opsi SSD SATA dan HDD. Jadi, tidak perlu khawatir, performa ASUS K513 OLED masih bisa terus ditingkatkan mengikuti kebutuhan kita.
ASUS OLED, Teknologi OLED khas ASUS
Di tengah munculnya peningkatan prevalensi rabun jauh, penggunaan Laptop berlayar OLED menjadi sebuah harapan sekaligus upaya dalam menjaga kesehatan mata. Sudah saatnya, kita memilih perangkat yang tidak memiliki dampak negatif dan menjadi prioritas agar progresivitas miopi tidak semakin menggila. Dan yang terpenting, anak-anak kita tidak termasuk korbannya. Melalui ASUS OLED, semua menjadi mungkin.
Teknologi ASUS OLED memiliki banyak keunggulan untuk mengatasi tantangan permasalahan penggunaan laptop yang bisa merusak mata. Ada 5 keunggulan ASUS OLED untuk hal tersebut :
- Warnanya Lebih Kaya dan Akurat
ASUS OLED diciptakan dengan tingkat reproduksi warna yang tinggi serta akurat. ASUS OLED mampu mereproduksi 100% warna pada color space DCI-P3 atau setara dengan 133% warna pada color space sRGB. Outputnya, menjadikan tampilan visual sangat kaya dengan warna. Dengan tingginya kekayaan warna yang dihasilkan, praktis gambar yang disajikan memiliki detail yang lebih baik.
https://www.asus.com
Ada suatu pertanyaan di kalangan content creator, warnanya sih sudah kaya, tapi apa benar akurat? ASUS ternyata sudah memikirkan hal ini. Semua laptop berteknologi layar ASUS OLED telah dikalibrasi sejak awal sehingga mampu menghasilkan warna yang sangat akurat, sebenar-benarnya tampilan gambar tersebut diperoleh. Standar kalibrasi warna ASUS OLED juga sudah tinggi dan telah memperoleh sertifikasi PANTONE Validated Display.
2. Lebih Aman untuk Kesehatan Mata
Penyebab utama trganggunya kesehatan mata dalam jangka panjang adalah paparan radiasi sinar biru pada layar laptop. ASUS OLED sudah menjawab hal ini. Dengan fitur Eye Care-nya, tingkat paparan radiasi sinar biru pada layar mampu diturunkan hingga 70%. Menariknya, pada ASUS OLED, akurasi warnanya masih tetap kaya sehingga visual layarnya masih terlihat sangat OK. Metode tersebut bahkan telah mendapatkan sertifikasi Low Blue Light dan Flicker Free dari TÜV Rheinland. So, penggunaan jangka panjang jadi lebih nyaman tanpa khawatir dampaknya pada mata, terutama anak-anak.
Berbeda dengan layar laptop lain berjenis LCD, pengurangan paparan radiasi sinar biru di layar laptop akan mengakibatkan penurunan tingkat akurasi warna dan membuat kualitas visual menjadi sangat buruk. Layar terlihat seolah agak kuning dan membosankan. Fitur Eye Care di ASUS OLED tidak hanya sekadar dapat mengurangi radiasi sinar biru, tetapi juga mempertahankan kualitas reproduksi dan akurasi warnanya. Dengan menggeser spektrum biru, ASUS OLED dapat menekan paparan radiasi sinar biru tanpa mengurangi kualitas dan akurasi warnanya.
3. Brightness dikurangi, masih juga JERNIH
Seringkali, saat menurunkan tingkat kecerahan akan diikuti dengan penurunan tingkat akurasi warna. Penyebabnya, sebagian besar laptop masih menggunakan 2D color gamut sebagai referensi. ASUS OLED sudah menggunakan 3D color gamut sebagai referensi. Ada penambahan faktor iluminasi untuk mengukur color volume secara keseluruhan. Color volume pada ASUS OLED 60% lebih besar dibandingkan dengan layar laptop pada umumnya.
Kita bisa lihat pada gambar di bawah ini. Dengan level brightness 20%, tampilan layar ASUS OLED masih jernih, detailnya kelihatan dan warnanya juga masih kaya. Sedangkan layar LCD, kita sudah sulit melihat rona warna pada ikan di gambar. Belum lagi warna terumbu karangnya, di layar LCD, udah gak kelihatan warna sebenarnya. Atau ada pembaca yang bisa menebak, kira-kira warna apa??
https://www.asus.com
4. Detail Warna dan Visual Terbaik
Nah ini dia kenapa ASUS OLED bisa punya layar sehebat ini, tidak lepas dari teknologi yang diusung. Menambah penjelasan sebelumnya, layar laptop umumnya masih menggunakan panel backlight. Sedangkan ASUS OLED terdiri dari jutaan lampu LED berukuran sangat kecil. Kerennya, setiap LED dapat dimatikan secara sepenuhnya sehingga mampu menghasilkan warna hitam sempurna dan kontras warna yang sangat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, ASUS OLED hadir dengan rasio kontras hingga 1.000.000:1 sehingga kita dapat menikmati setiap detail warna dengan sangat jelas.
ASUS OLED juga telah mengantongi sertifikasi DisplayHDR 500 True Black dari VESA. Artinya, Beragam konten multimedia format HDR bisa ditampilkan secara sempurna.
5. Tidak ada efek BLUR
Sering kita perhatikan saat menonton film, pada gerak visual yang cepat seringkali muncul efek blur yang bisa mengganggu mata. Pada ASUS OLED, sudah dilengkapi response time yang sangat kencang yaitu hingga 0,2ms atau 50 kali lebih kencang dari layar laptop pada umumnya.
https://www.asus.com
Tampilan visual dengan gerak cepat kini bisa dihadirkan secara lebih tajam dengan detail yang tinggi. Jadi, setiap detail dari film akan tampak jelas dan tidak blur, termasuk untuk membaca teks berjalan tidak akan kesulitan.
Kesimpulan
Dari sekian banyak keunggulan layarnya, pengalaman visual terbaik saat ini hanya bisa didapatkan melalui laptop yang telah menggunakan teknologi layar ASUS OLED. Tampilan yang menarik, visualisasi yang jelas dan tidak merusak mata ada semuanya di sana.
Buat anak-anak yang masih belajar online atau yang mengerjakan tugas di rumah dengan laptop, ASUS OLED menjadi pilihan tepat bagi orang tua. ASUS OLED menghadirkan solusi bagi kesehatan mata penggunanya. Jadi gak usah ragu deh beli ASUS OLED!